Senin, 25 Juli 2016

Lomba Foto Selfie Instagram Bareng Walikota Semarang

Selamat bertemu kembali Sedulur semua, dalam lomba foto instagram
Dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2016, Walikota Semarang Hendrar Prihadi, SE, MM menyelenggarakan:
Photo Contest “Selfie atau Wefie bersama @HendrarPrihadi (Walikota Semarang)" Sebuah program kompetisi foto yang diunggah melalui Instagram.
Tema “71 Tahun Indonesia Kerja Nyata, Semarang Kerja Nyata”

Ada 10 hadiah menarik untuok foto terpilih dan hadiah ditandatangani langsung oleh Walikota Semarang Hendrar Prihadi pada waktu penyerahan hadiah.
Waktu unggah foto:
Senin 25 Juli 2016 jam 00.00 WIB s.d Senin 15 Agustus 2016 jam 24.00 WIB.
Ketentuan :
1. Terbuka untuk UMUM
2. Wajib follow akun instagram:
@pemkot_semarang
@hendrarprihadi
3. Ukuran foto bebas, tidak harus kotak (square)
4. Rehashtag NO, repost YES
5. Jumlah maksimal foto yang diupload per peserta adalah 3 foto.
6. Foto yang diikutkan kontes adalah pemotretan tahun 2016.
7. Pemotretan boleh menggunakan kamera apapun jenisnya.
8. Pemenang akan diumumkan di akun Instagram @pemkot_semarang dan @hendrarprihadi
9. Jangan lupa foto terpilih adalah foto yang sesuai dengan tema.
Caption & Hashtag Wajib : "Judul foto yang berkaitan dengan Tema" (‪#‎SemarangKerjaNyata‬)
Perhatikan caption & hashtag wajibnya ya, serta tidak menambahkan mention / hashtag selain yang sudah ditentukan.
Ayo pada hunting atau berburu foto sesuai tema dan pasti harus foto selfie dan Wefie dengan Walikota Semarang Hendrar Prihadi, tetap kompak saling berfotoria bersama dan turut serta mengenalkan kerja nyata Kota Semarang tercinta.
Happy hunting ya sedulur ‪#‎Semaranghebat‬
Daripada berburu Pokemon ayo lebih baik berburu selfie/wefie dengan pak Hendrar Prihadi atau Pak Hendi
KEEP EXPLORING HENDRAR PRIHADI, RESPECT SEMARANG CITY
Salam Semarangan..... He..eH !! ‪#‎pemkotsemarang‬

Jumat, 22 Juli 2016

Daftar Nomor Penting Kota Semarang

Daftar Nomor telepon Penting Kota Semarang

1. Ambulan, Nomor Telepon: 118, 8413476

2. Ambulan Kecelakaan, Nomor Telepon 8313416

3. Bandara A Yani, Telepon 7608735


4. Dinas Kebakaran, Telepon 113, 7607076, 7605871, 7616867


5. Polsek Semarang Barat, Nomor Telepon 7604153


6. Polsek Semarang Selatan, Telepon 8315123


7. Polsek Semarang Tengah, Telepon 3545175


8. Polsek Semarang Timur, Telepon 6716191

9. Polsek Semarang Utara, Telepon 3545162


10. Poltabes Semarang, Nomor Telepon: 8444444


11. Pelayanan PDAM, Telepon 8315514


12. RS. Jiwa Pusat Semarang, No. Telepon: 6722564


13. RSUP Dr. Kariadi, Nomor Telepon: 8413476


14. Stasiun KA Tawang, No Telepon: 3544544


15. Terminal Bus Terboyo, Nomor Telepon: 6581924, 6581921


16. Informasi Jalan Tol Gayamsari, Telepon 6724169


17. Informasi Jalan Tol Muktiharjo, Telepon 3566320


18. Informasi Jalan Tol Tembalang, Telepon 7479197


19. Pariwisata, Nomor Telepon 3515451, 8318021


20. Kantor SAR Semarang, Telepon 3580027


21. Pengaduan & Informasi PLN, Telepon: 290123, 3547651 s/d 3547655


22. Pengaduan Gangguan Telepon, Nomor Telepon 117


23. PMI Semarang, Telepon 3541237


Selasa, 21 Juni 2016

Kakek Sakti Dari Semarang

Bermodal Tongkat, Kakek Ini Bubarkan Balap Liar di Jalan Suratmo

Keberanian Sumarjono (63) warga Taman Sri Rejeki, Kelurahan Gisikdrono, Kecamatan Semarang Barat patut diacungi jempol. Bermodal tongkat bambu sepanjang kurang lebih 1,5 meter, ia berusaha membubarkan balap liar di Jalan Suratmo.
Dengan tongkat tersebut, dia akan menghadang di tengah jalan siapapun yang ikut trek-trekan. Karena aksinya, pria lanjut usia itu mengaku pernah ditantang berkelahi oleh geng motor yang merasa kegiatan trek-trekannya terganggu olehnya.
Dengan tegas, ia mengaku tidak takut dan malah semakin tertantang untuk membela kepentingan umum pengguna jalan. "Saya pernah dikeroyok sama 25 bocah, saya nggak takut. Saya kalau dikeroyok malah seneng, semakin ndadi (menjadi)," kata Sumarjono kepada metrosemarang,com, Senin (20/6).
Ia nekat menghadang para remaja yang trek-trekan lantaran tak ingin di jalan tersebut memakan korban jiwa. Kakek 63 tahun itu cukup miris saat menyaksikan kecelakaan antara pengendara yang melintas dengan remaja yang melakukan trek-trekan. Bukannya bertanggung jawab, remaja tersebut malah kabur meninggalkan sepedanya.
"Kalau jatuh yang rugi siapa? Soalnya dulu pernah terjadi kecelakaan, malah ditinggal kabur. Soalnya mereka kebanyakan berasal dari luar warga sini," katanya.
Aksi Sumarjono tersebut rupanya cukup membuat takut para remaja yang nekat trek-trekan. Setiap kali remaja yang trek-trekan akan memutar arah untuk memacu motornya, ia siap menyapu dengan tongkatnya. Para pebalap amatiran itupun lari terbirit-birit menghindari tebasan tongkat Sumarjono. Salut!

Minggu, 19 Juni 2016

Tempat Yang Wajib Dikunjungi Saat Berkunjung Di Semarang

1. Tugu Muda

Tugu Muda adalah sebuah monumen yang dibuat untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur dalamPertempuran Lima Hari di Semarang. Tugu Muda ini menggambarkan tentang semangat berjuang dan patriotisme warga semarang, khususnya para pemuda yang gigih, rela berkorban dengan semangat yang tinggi mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
Tugu Muda berbentuk seperti lilin yang mengandung makna semangat juang para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan RI tidak akan pernah padam. Bentuk Tugu muda merupakan tugu yang berpenampang segi lima. Terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu landasan, badan dan kepala. Pasa sisi landasan tugu terdapat relief. Keseluruhan tugu dibuat dari batu. Untuk memperkuat kesan tugunya, dibuat kolam hias dan taman pada sekeliling tugu.
Untuk mempercantik Tugu Muda, dibangunlah sebuah taman yang mengelilingi Tugu Muda. Di taman ini di beri beberapa ornamen supaya tugu muda dapat dijadikann sebagai taman kota, antara lain ada air mancur, lampu-lampu warna putih dan kuning yang akan menambah kesan anggun di malam hari. Pada taman terdapat pohon cemara, duplikasi senjata bambu runcing yang tegak berdiri berjajar sebanyak 5 (lima) buah yang menggambarkan Pertempuran lima hari di Semarang dengan bersenjatakan bambu runcing.
Pada bagian kaki tugu terdapat relief dengan lima buah sangga pilar,yang kecuali dipergunakan untuk menggambarkan berbagai macam relief,juga dimaksudkan sebagai lambang Pancasila. Pada tiap-tiap sangga terdapat hiasan-hiasan yang berbeda satu dengan yang lain yaitu:
  • Relief Hongerodeem
Menggambarkan kehidupan rakyat Indonesia pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang yang sangat tertindas dan banyak yang menderita kelaparan,hingga hongerodeem atau penyakit busung lapar merajalela di kalangan masyarakat.
  • Relief Pertempuran
Menggambarkan betapa besar gelora semangat serta keberanian para pemuda Semarang dalam mempertahankan kemerdekaan negara dan bangsanya.
  • Relief Penyerangan
Melambangkan perlawanan rakyat Indonesia terhadap pihak penjajahan untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan.
  • Relief Korban
Menggambarakan bahwa dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang,banyak rakyat yang menjadi korban.
  • Relief Kemenangan
Menggambarkan hasil jerih payah dan pengorbanan yang telah membasahi bumi kota Semarang.
Tugu ini didirikan untuk mengenang peristiwa Pertempuran Lima hari di Semarang. Peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 28 Oktober 1945, oleh Mr. Wongsonegoro (Gubernur Jawa Tengah) pada lokasi yang direncanakan semula yaitu didekat Alun-alun. Namun karena pada bulan Nopember 1945 meletus perang melawan Sekutu dan Jepang, proyek ini menjadi terbengkalai. Kemudian tahun 1949, oleh Badan Koordinasi Pemuda Indonesia (BKPI), diprakarsai ide pembangunan tugu kembali, namun karena kesulitan dana, ide ini jugaa belum terlaksana. Tahun 1951, Walikota Semarang, Hadi Soebeno Sosro Wedoyo, membentuk Panitia Tugu Muda, dengan rencana pembangunan tidak lagi pada lokasi alun-alun, tetapi pada lokasi tempat terjadinya peristiwa pertempuran lima hari di semarang yakni di pertemuan Jl. Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran dengan Lawang Sewu seperti lokasi sekarang ini. Akhirnya pada tanggal 10 Nopember 1951, Gubernur Jawa Tengah Boediono meletakkan batu pertama di lokasi yang baru ini.
Tugu muda diresmikan pada tanggal 20 Mei 1953, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, oleh Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia. Desain tugu dikerjakan oleh Salim, sedangkan relief pada tugu dikerjakan oleh seniman Hendro.[2] Batu yang digunakan antara lain didatangkan dari Kaliurang dan Paker.
Bangunan yang berada disekitar tugumuda adalah Lawang Sewu, Gedung Pandanaran, Rumah Dinas Gubernur Jawa TengahMuseum Mandala Bhakti danGereja Katedral Semarang.

2. Lawang Sewu

Lawang Sewu (bahasa Indonesia: seribu pintu) adalah gedung gedung bersejarah di Indonesia yang berlokasi di KotaSemarangJawa Tengah. Gedung ini, dahulu yang merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Mudayang dahulu disebut Wilhelminaplein.
Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu karena bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak, meskipun kenyataannya, jumlah pintunya tidak mencapai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (lawang).

Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian PerhubunganJawa Tengah. Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwaPertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945). Gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan Surat Keputusan Wali Kota Nomor. 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.
Saat ini bangunan tua tersebut telah mengalami tahap konservasi dan revitalisasi yang dilakukan oleh Unit Pelestarian benda dan bangunan bersejarah PT Kereta Api Persero
Bangunan Lawang Sewu dibangun pada 27 Februari 1904 dengan nama lain Het hoofdkantor van de Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (Kantor Pusat NIS). Awalnya kegiatan administrasi perkantoran dilakukan di Stasiun Semarang Gudang (Samarang NIS), namun dengan berkembangnya jalur jaringan kereta yang sangat pesat, mengakibatkan bertambahnya personil teknis dan tenaga administrasi yang tidak sedikit seiring berkembangnya administrasi perkantoran.
Pada akibatnya kantor NIS di stasiun Samarang NIS tidak lagi memadai. Berbagai solusi dilakukan NIS antara lainmenyewa beberapa bangunan milik perseorangan sebagai solusi sementara yang justru menambah tidak efisien. Apalagi letak stasiun Samarang NIS berada di dekat rawa sehingga urusan sanitasi dan kesehatan pun menjadi pertimbangan penting. Maka, diusulkanlah alternatif lain: membangun kantor administrasi di lokasi baru. Pilihan jatuh ke lahan yang pada masa itu berada di pinggir kota berdekatan dengan kediaman Residen. Letaknya di ujung Bodjongweg Semarang (sekarang Jalan Pemuda), di sudut pertemuan Bodjongweg dan Samarang naar Kendalweg (jalan raya menuju Kendal).
NIS mempercayakan rancangan gedung kantor pusat NIS di Semarang kepada Prof. Jacob F. Klinkhamer (TH Delft) dan B.J. Quendag, arsitek yang berdomisili di Amsterdam. Seluruh proses perancangan dilakukan di Belanda, baru kemudian gambar-gambar dibawa ke Kota Semarang. Melihat dari cetak biru Lawang Sewu tertulis bahwa site plan dan denah bangunan ini telah digambar di Amsterdam pada tahun 1903. Begitu pula kelengkapan gambar kerjanya dibuat dan ditandatangani di Amsterdam tahun 1903.

3. Gereja Blenduk

Gereja Blenduk (kadang-kadang dieja Gereja Blendug dan seringkali dilafazkan sebagai mBlendhug) adalah Gereja Kristen tertua di Jawa Tengah yang dibangun oleh masyarakat Belanda yang tinggal di kota itu pada 1753, dengan bentuk heksagonal (persegi delapan). Gereja ini sesungguhnya bernama Gereja GPIB Immanuel, di Jl. Letjend. Suprapto 32. Kubahnya besar, dilapisi perunggu, dan di dalamnya terdapat sebuah orgel Barok. Arsitektur di dalamnya dibuat berdasarkan salib Yunani. Gereja ini direnovasi pada 1894 oleh W. Westmaas dan H.P.A. de Wilde, yang menambahkan kedua menara di depan gedung gereja ini. Nama Blenduk adalah julukan dari masyarakat setempat yang berarti kubah. Gereja ini hingga sekarang masih dipergunakan setiap hari Minggu. Di sekitar gereja ini juga terdapat sejumlah bangunan lain dari masa kolonial Belanda

4. Kota Lama Semarang

Kota lama adalah sebuah wilayah dimana wilayah itu masih terdapat bangunan bangunan asli peninggalan jaman kolonial, lokasi kota lama ini sendiri berada masih disekitar gereja blenduk semarang. Kalau ditempuh dari stasiun tawang bisa melalui jalur jalan kaki.
Disini masih terdapat ratusan bangunan tua yang masih berdiri. Ada yang terawat dan adapula yang belum terawat
Untuk musim tertentu disarankan tidak mengunjungi tempat ini dikarenakan daerah ini dalam kategori wilayah rawan banjir. Entah banjir karena hujan atau juga banjir karena air pasang atau yang lebih dikenal dengan rob.

5. Klenteng Sampokong

Kelenteng Gedung Batu Sam Po Kong adalah sebuah petilasan, yaitu bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama islam yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Tanda yang menunjukan sebagai bekas petilasan yang berciri keislamanan dengan ditemukannya tulisan berbunyi "marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al Qur'an".
Disebut Gedung Batu karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu, orang Indonesia keturunan cina menganggap bangunan itu adalah sebuah kelenteng - mengingat bentuknya memiliki arsitektur bangunan cina sehingga mirip sebuah kelenteng. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Untuk keperluan tersebut, di dalam gua batu itu diletakan sebuah altar, serta patung-patung Sam Po Tay Djien. Padahal laksamana cheng ho adalah seorang muslim, tetapi oleh mereka di anggap dewa. Hal ini dapat dimaklumi mengingat agama Kong Hu Cu atau Tau menganggap orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka.
Menurut cerita, Laksamana Zheng He sedang berlayar melewati laut jawa, namun saat melintasi laut jawa, banyak awak kapalnya yang jatuh sakit, kemudian ia memerintahkan untuk membuang sauh. Kemudian merapat ke pantai utara semarang untuk berlindung di sebuah Goa dan mendirikan sebuah masjid di tepi pantai yang sekarang telah berubah fungsi menjadi kelenteng. Bangunan itu sekarang telah berada di tengah kota Semarang di akibatkan pantai utara jawa selalu mengalami proses pendangkalan yang di akibatkan adanya proses sedimentasi sehingga lambat-laun daratan akan semakin bertambah luas kearah utara.
Konon, setelah Zheng He meninggalkan tempat tersebut karena ia harus melanjutkan pelayarannya, banyak awak kapalnya yang tinggal di desa Simongan dan kawin dengan penduduk setempat. Mereka bersawah dan berladang di tempat itu. Zheng He memberikan pelajaran bercocok-tanam serta menyebarkan ajaran-ajaran Islam, di Klenteng ini juga terdapat Makam Seorang Juru Mudi dari Kapal Laksamana Cheng Ho.

6. Masjid Agung Jawa Tengah

Masjid Agung Jawa Tengah adalah masjid yang terletak di Semarang, provinsi Jawa TengahIndonesia.
Masjid ini mulai dibangun sejak tahun 2001 hingga selesai secara keseluruhan pada tahun 2006. Masjid ini berdiri di atas lahan 10 hektare. Masjid Agung diresmikan oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 November 2006. Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) merupakan masjid provinsi bagi provinsi Jawa Tengah.

Keberadaan bangunan masjid ini tak lepas dari Masjid Besar Kauman Semarang. Pembangunan MAJT berawal dari kembalinya tanah banda (harta) wakaf milik Masjid Besar Kauman Semarang yang telah sekian lama tak tentu rimbanya. Raibnya banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang berawal dari proses tukar guling tanah wakaf Masjid Kauman seluas 119.127 ha yang dikelola oleh BKM (Badan Kesejahteraan Masjid) bentukan Bidang Urusan Agama Depag Jawa Tengah. Dengan alasan tanah itu tidak produktif, oleh BKM tanah itu di tukar guling dengan tanah seluas 250 ha di Demak lewat PT. Sambirejo. Kemudian berpindah tangan ke PT. Tensindo milik Tjipto Siswoyo.
Hasil perjuangan banyak pihak untuk mengembalikan banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang itu ahirnya berbuah manis setelah melalui perjuangan panjang. MAJT sendiri dibangun di atas salah satu petak tanah banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang yang telah kembali tersebut.
Pada tanggal 6 juni 2001 Gubernur Jawa Tengah membentuk Tim Koordinasi Pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah untuk menangani masalah-masalah baik yang mendasar maupun teknis. Berkat niat yang luhur dan silaturahmi yang erat, dalam waktu kerja yang amat singkat keputusan-keputusan pokok sudah dapat ditentukan : status tanah, persetujuan pembiayaan dari APBD oleh DPRDJawa Tengah, serta pemiilhan lahan tapak dan program ruang.
Kemudian pembangunan masjid tersebut dimulai pada hari Jumat, 6 September 2002 yang ditandai dengan pemasangan tiang pancang perdana yang dilakukan Menteri Agama Ri, Prof. Dr. H. Said Agil Husen al-MunawarKH. MA Sahal Mahfudz dan Gubernur Jawa Tengah, H. Mardiyanto. Pemasangan tiang pancang pertama tersebut juga dihadiri oleh tujuh duta besar dari Negara-negara sahabat, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait, Mesir, Palestina, dan Abu Dabi. Dengan demikian mata dan perhatian dunia internasional pun mendukung dibangunnya Masjid Agung Jawa Tengah tersebut.
MAJT diresmikan pada tanggal 14 November 2006 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono. Masjid dengan luas areal tanah 10 Hektar dan luas bangunan induk untuk salat 7.669 meter persegi secara keseluruhan pembangunan Masjid ini menelan biaya sebesar Rp 198.692.340.000.
Meskipun baru diresmikan pada tanggal 14 Nopember 2006, namun masjid ini telah difungsikan untuk ibadah jauh sebelum tanggal tersebut. Masjid megah ini telah digunakan ibadah Salat Jumat untuk pertama kalinya pada tanggal 19 Maret 2004 dengan Khatib Drs. H. M. Chabib Thoha, MA, (Kakanwil Depag Jawa Tengah)

7. Brown Canyon Semarang


Dahulunya ditempat ini adalah perbukitan, setelah lama sekian puluhan tahun tempat ini dijadikan penambangan tanah dan pasir, dan dilarang pemerintah daerah pada tahun 2011, akhirnya tempat ini ditingggalkan para penambang dan menyisakan bentuk yang unik dan keren. Terletak ditimur kota Semarang tepatnya di daerah pucang gading yang sekarang sudah ikut dikabupaten Demak
Kalau dari simpang lima Semarang bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor sekitar 20 menit saja. Sementara obyek wisata ini belum di kelola dinas pariwisata ataupun pemerintah setempat, tiket masuk sebenarnya gratis, hanya saja ada sekelompok preman sekitar wilayah tersebut yang membuat karcis abal abal alias tidak resmi harga sekitaran 5000 - 10.000. Semoga ke depan wilayah tersebut bisa dikelola pemerintah biar makin aman nyaman dan indah


Sejarah Kota Semarang

Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-6 M, yaitu daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1435 M. Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan mesjid yang sampai sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu).
Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai Pangeran Made Pandan(Sunan Pandanaran I), untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.

Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II (kelak disebut sebagai Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran II atau Sunan Pandanaran Bayat atau Ki Ageng Pandanaran atau Sunan Pandanaran saja). Di bawah pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten. Pada tanggal 2 Mei 1547 bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 rabiul awal tahun 954 H disahkan oleh Sultan Hadiwijaya setelah berkonsultasi denganSunan Kalijaga. Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang.

Kemudian pada tahun 1678 Amangkurat II dari Mataram, berjanji kepada VOC untuk memberikan Semarang sebagai pembayaran hutangnya, dia mengklaim daerah Priangan dan pajak dari pelabuhan pesisir sampai hutangnya lunas. Pada tahun 1705 Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu untuk merebut Kartasura. Sejak saat itu Semarang resmi menjadi kota milik VOC dan kemudian Pemerintah Hindia Belanda.
Pada tahun 1906 dengan Stanblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuklah Pemerintah Gemeente. Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Wali kota). Sistem Pemerintahan ini dipegang oleh orang-orang Belanda berakhir pada tahun 1942 dengan datangya pemerintahan pendudukan Jepang.
Pada masa Jepang terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang dikepalai Militer (Shico) dari Jepang. Didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico) yang masing-masing dari Jepang dan seorang bangsa Indonesia. Tidak lama sesudah kemerdekaan, yaitu tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 terjadilah peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur melawan balatentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada Pasukan Republik. Perjuangan ini dikenal dengan nama Pertempuran Lima Hari.
Tahun 1946 Inggris atas nama Sekutu menyerahkan kota Semarang kepada pihak Belanda. Ini terjadi pada tanggal l6 Mei 1946. Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihatnya, pihak Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri, wali kota Semarangsebelum proklamasi kemerdekaan. Selama masa pendudukan Belanda tidak ada pemerintahan daerah kota Semarang. Namun para pejuang di bidang pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di daerah pedalaman atau daerah pengungsian di luar kota sampai dengan bulan Desember 1948. daerah pengungsian berpindah-pindah mulai dari kota Purwodadi, Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan berturut-turut dipegang oleh R Patah, R.Prawotosudibyo dan Mr Ichsan. Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti pada masa kolonial dulu di bawah pimpinan R Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena dalam masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada Komandan KMKB Semarang pada bulan Februari 1950. tanggal I April 1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB. menyerahkan kepemimpinan pemerintah daerah Semarang kepada Mr Koesoedibyono, seorang pegawai tinggi Kementerian Dalam Negeri di Yogyakarta. Ia menyusun kembali aparat pemerintahan guna memperlancar jalannya pemerintahan.

fanspage

Pages

selamat datang

Ruang Komunikasi

Senin, 25 Juli 2016

Lomba Foto Selfie Instagram Bareng Walikota Semarang
Selamat bertemu kembali Sedulur semua, dalam lomba foto instagram Dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-71 Kemerdekaan Republik ...

Jumat, 22 Juli 2016

Daftar Nomor Penting Kota Semarang
Daftar Nomor telepon Penting Kota Semarang 1. Ambulan, Nomor Telepon: 118, 8413476 2. Ambulan Kecelakaan, Nomor Telepon 8313416 3. ...

Selasa, 21 Juni 2016

Kakek Sakti Dari Semarang
Bermodal Tongkat, Kakek Ini Bubarkan Balap Liar di Jalan Suratmo Keberanian Sumarjono (63) warga Taman Sri Rejeki, Kelurahan Gisikdrono,...

Minggu, 19 Juni 2016

Tempat Yang Wajib Dikunjungi Saat Berkunjung Di Semarang
1. Tugu Muda Tugu Muda  adalah sebuah monumen yang dibuat untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur dalam Pertempuran Lima...
Sejarah Kota Semarang
Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-6 M, yaitu daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan...

 
Template Indonesia | Media Informasi Kota Semarang
Aku cinta Indonesia